HOME - SEJARAH - THORIQOH - PROFIL - IDAROH - LAMBANG - MURSYID -

***************************************************************************************************************

KATA PENGANTAR

Thoriqoh merupakan salah satu amaliyah keagamaan dalam Islam yang sebenarnya sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan perilaku kehidupan Beliau sehari-hari adalah praktek kehidupan rohani yang dijadikan rujukan utama oleh para pengamal Thoriqoh dari generasi ke generasi sampai kita sekarang ini.

Thoriqoh adalah suatu praktek perbuatan untuk membersihkan hati dan membersihkan relung-relung dari karatnya kelalaian dan salah pahamnya kebutuhan. Relung-relung hati itu tidak bisa suci (bersih) kecuali dengan dzikir (ingat) kepada Allah dengan cara tertentu. Oleh karena itu wajib bagi setiap mu’min (orang Islam) setelah mengetahui ‘aqidatul ‘awam (50 sifat ; wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan para Rasulnya) dan pekerjaan-pekerjaan harian yang disyari'atkan Allah SWT., berupa sholat yang meliputi syarat-syarat, rukun-rukun dan hal-hal yang membatalkannya, zakat, puasa, dan haji untuk meningkatkan diri dan memasuki thoriqoh dzikir dengan cara khusus/tertentu.

KH. Habib Muhammad Luthfiy bin Ali bin Yahya

Selasa, Mei 26, 2009

Lambang










[1] Susunan dan Bagian-bagian
Lambang Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah terdiri atas 4 susunan warna dan 7 bagian:

1. Susunan warna hijau
2. Susunan warna hitam
3. Susunan warna putih
4. Susunan warna biru
Kemudian 7 bagian sebagai berikut:
1. Bintang sembilan
2. Tampar melingkar
3. Kitab ditumpuk berdiri
4. Ka'bah di tengah berdiri tegak
5. Kapal/ perahu besar.
6. Lautan bergelombang
7. Tulisan Huruf arab
[2] Isi dan Bentuk Lambang serta Warna
Lambang Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah terdapat:
1. Bintang sembilan di luar tampar dan terletak di atas kapal, 5 buah dan yang atas sendiri paling besar, serta di bawah kapal 4 buah, yang mana bintang sembilah tersebut berwarna putih
2. Tampar berwarna putih melingkar di dalam bintang sembilah dan diikat wangsal dengan tidak erat.
3. kitab sebanyak 45 buah ditumpuk berdiri melingkari ka'bah dan berada di bawah tampar, kapal di atas dan berwarna putih
4. ka'bah berdiri tegak dan di tengah-tengah, serta kelihatan pintunya, dan berwarna hitam di atas dasar putih.
5. Kapal/perahu besar berwarna hitam berada di atas lautan, yang di tengahnya dituliskan "JAM'IYYAH AHLITH THARIQAH" dengan huruf arab berwarna putih.
6. Lautan bergelombang dan berwarna hitam-biru dan berada di bawah kapal/perahu besar.
7. Tulisan "AL MU'TABAROH AN NAHDLIYYAH" dengan huruf arab berbentuk melengkung, berwarna putih di atas dasar hijau dan berada di bawah lautan.
[3] Arti dan Warna dan Bagian
Di dalam lambang Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah terdapat 4 warna:
1. Warna hijau, warna hijau sebagai dasar yang mempunyai arti hidup dan berkembang. Maksudnya: bahwa Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah adalah hidup dan berkembang dimana-mana daerah / kota maupun desa, untuk menuju ridlo Allah Subhanahu Wata’ala.
2. Warna hitam, warna hitam terdapat pada kitab, ka’bah dan kapal/ perahu yang mempunyai arti: teguh, abadi dan istiqomah. Maksudnya: bahwa pengikut-pengikut thariqah mu’tabarah nahdliyyah selalu berusaha meningkatkan keteguhan iman dan islam, mengabdikan amal sholeh dan pembangunan serta istiqomah ‘ala tho’atil-Lah wa tho’atir rosul wa ‘ulilamri.
3. Warna putih, warn putih terdapat pada bintang 9 (sembilan), dasar ka’bah dan kitab serta tulisan huruf arab yang mempunyai arti: bersih dan suci. Maksudnya: bahwa pengikut-pengikut Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyyah selalu meningkatkan kebersihan dhohir dan batin dari sifat madzmumat (tercela) menuju kepada sifat mahmudat (terpuji), baik kepada Allah sebagai kholiqnya atau kepada manusia sebagai sesama makhluknya.
4. Warna biru, warna biru hanya terdapat di dalam lautan, yang mempunyai arti damai dan dalam. Maksudnya: bahwa pengikut-pengikut Thariqah Mu’tabarah Nahdliyyah selalu melaksanakan dan meningkatkan serta menggalang persatuan dan perdamaian, untuk mengamalkan Syariat Islamiyyah Ahli Sunnah Wal Jama’ah dan Thariqiyyah menurut ajaran ‘Ulama Salafus Shalihin secara berhati-hati dan bijaksana.
Kemudian di dalam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah terdapat 7 (tujuh) bagian.
1. Bintang sembilan, mempunyai arti sebagai berikut:
2. Bahwa Thoriqoh Mu’tabaroh Nahdliyyah di Indonesia ini, pertama-tama dibawa/diajarkan oleh Walisongo (Wali 9).
3. Bintang 5 (lima) buah di atas melambangkan bahwa Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah selalu berpegang dan mengamalkan ajaran Rosulullah serta ajaran Khulafa’ur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali) dan melaksanakan Pancasila.
4. Bintang 4 buah di bawah menunjukkan bahwa Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah selalu berpegang Al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas serta berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ‘Ala Ahadi Madzahibil Arba’ah (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) dan melaksanakan UUD ’45 (4, terdapat empat buah bintang dibawah dan 5, terdapat lima buah bintang di atas).
5. Tampar melingkar dan diikat wangsal dengan tidak erat, mempunyai arti sebgai berikut:
1. Bahwa Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah selalu berpegang teguh pada Hablullah (agama Allah / agama Islam)
2. Bahwa jam’iyyah ahlith thariqah al-mu’tabarah an-nahdliyyah selalu menggalang persatuan dan kesatuan yang kokoh dan sentosa.
3. Bahwa Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah selalu terbuka untuk semua orang Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah ‘Ala Ahadi Madzahibil Arba’ah, yang berminat.
6. Kitab sebanyak 45 buah yang ditumpuk berdiri melingkari ka’bah mempunyai arti sebagai berikut:
1. Bahwa jumlah Thariqah Mu’tabarah Nahdliyyah sebanyak 45 macam (berbeda namanya tetapi sama tujuannya).
2. Penganut-penganut Thariqah Mu’tabarah Nahdliyyah selalu taat dan melaksanakan hukum-hukum Allah SWT dan Rasul-Nya dan peraturan-peraturan pemerintah Republik Indonesia, selama tidak bertentangan dengan Syariat Islam.
3. Tokoh-tokoh Thariqah Mu’tabarah Nahdliyyah secara ikhlash dan gigih banyak yang ikut memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia tahun 1945.
7. Ka’bah berdiri tegak di tengah-tengah, mempunyai arti sebagai berikut:
1. Ke-Tauhidan, maksudnya: peserta Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah selalu ma’rifat atas ke-Esaan Allah Subhanahu Wata’ala.
2. Keabadian, maksudnya: peserta Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah tidak akan goyah iman, islam dan ihsannya karena suatu hal.
3. Istiqomah, maksudnya: peserta Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah selalu melaksanakan amal sholeh di mana saja berada dan pada waktu kapan saja.
8. Kapal/ perahu besar mempunyai arti sebagai berikut:
1. Syari’at Islam, maksudnya bahwa Thariqah Mu’tabaroh Nahdliyyah tidak dapat dipisahkan dengna Syari’at Islam dan bangsa Indonesia yang terbesar memeluk agama Islam.
2. Sebagai alat untuk menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat
3. Bercita-cita besar dan tinggi serta mulia untuk mohon Ridlo Allah.
9. Lautan bergelombang, mempunyai arti sebagai berikut:
1. Ilmu thoriqoh lebih dalam daripada ilmu syari’at.
2. Ilmu thoriqoh adalah salah satu jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan untuk perdamaian bangsa.
3. Amalan thoriqoh adalah amalan yang sangat terpuji baik bagi Allah SWT. maupun bagi manusia.
10. Tulisan huruf arab yang berbunyi “JAM’IYYAH AHLITH THORIQOH AL MU’TABAROH AN NAHDLIYYAH” bermaksud sebagai berikut:
1. Bahwa Thoriqah Mu’tabaroh Nahdliyyah ini adalah organisasi Islam yang menjadi salah satu niven Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’ (keputusan muktamar NU ke-26 di Semarang pada bulan Rojab 1399 H. bertepatan dengan bulan Juli 1979 M.) yang dikukuhkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dengan surat keputusan nomor: 13/Syur.PB/V/1980 tertanggal 21 Robi’ul Akhir 1400 H. bertepatan dengan tanggal 6 Mei 1980 M.
2. bahwa Thoriqoh Mu’tabaroh Nahdliyyah ini sambung menyambung sampai kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Beliau dari malaikat Jibril AS. Malaikan Jibril dari Allah ‘Azza wa Jalla.
3. Bahwa Jam’iyyah ini selalu bergerak dan melaksanakan pembangunan fisik/material dan mental/spiritual.